Penentuan Struktur Tanah Metode Ayakan Kering
Untuk memenuhi nilai
praktikum matakuliah
Geografi Tanah yang
dibina Ibu Ir. Juarti M.P.
Oleh :
Kelompok 4
Kelompok 4
OFF K Pend. Geografi
2012
UNIVERSITAS NEGERI
MALANG
FAKULTAS ILMU SOSIAL
JURUSAN GEOGRAFI
April 2014
A. Judul
Praktikum : Penentuan Struktur
Tanah Metode Ayakan Kering
B.
Tujuan Praktikum :
1. Menjelaskan tentang struktur tanah.
2. Menjelaskan pengaruh struktur tanah
terhadap resistensi tenaga eksogen.
C.
Dasar Teori
Struktur tanah adalah
salah satu sifat dasar tanah yang sangat mempengaruhi sifat tanah yang lain
serta besar pengaruhnya terhadap kemampuan tanah sebagai media tanam. Tanah
yang ideal bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman adalah tanah yang
berstruktur mantap. Struktur tanah dapat terjadi karena adanya interaksi
berimbang dari berbagai faktor, antara lain: butiran tanah (soil particle),
bahan pengikat (cementing material), dan aktivitas biologi.
Yang dimaksud butiran
tanah dalam pembicaraan struktur tanah tidak hanya terbatas pada butiran
tunggal penyusun tanah (pasir, debu liat) tetapi juga butiran-butiran yang
terbentuk dari penyatuan butir-butir tunggal tersebut yang dikenal dengan
istilah agregasi butiran tunggal. Pasir, debu, dan liat disebut ”butiran
primer”, sedangkan agregasi butiran primer disebut ”butiran skunder”.
Berdasarkan pengertian
tersebut, maka struktur didefinisikan sebagai ”agregasi butiran primer menjadi
skunder yang satu sama lain dibatasi oleh suatu bidang belah alami”. Dapat
dikatakan pula bahwa sturktur adalah istilah lapang yang digunakan untuk
menggambarkan agregasi tanah.
Kemantapan agragat
mempengaruhi ketahanan terhadap pukulan air hujan. Makin tinggi gaya ikat antar
partikel-partikel tanah, maka makin sulit tanah tersebut terpengaruh oleh gaya
perusak yang berasal dari pukulan air hujan atau aliran air. Jadi kemantapan
agregat terhadap air dapat dipakai sebagai petunjuk ketahanan tanah terhadap
erosi.
Salah satu cara
menentukan kemantapan agregat secara kuantitatif adalah metode ”ayakan kering”.
D.
Alat dan Bahan
1.
Satu
set ayakan kering dan alat penggerakayakan
2.
Spatula,
sendok, kuas
3.
Tibangan
(ketelitian hingga 0,1 gram)
4.
Kaleng
timbang
5.
Oven
atau hot plate
E.
Cara kerja
a. Persiapkan contoh tanah
b. Ambil Contoh tanah agregat utuh dari
lapangan segera dikering udarakan. Hilangkan batu dan kerikil. Pilihlah agregat
yang berdiameter 4,75mm – 8mm melalui pengayakan jika perlu agregat yang
terlalu besar, dipecahkan terlebih dahulu.
c. Sebelum analisis, tentukan dulu
kandungan air dari contoh tanah.
d. Siapkan satu set yang disusun mulai dari
yang memiliki lubang terbesar paling atas berurutan sampai lubang paling kecil
di bawah.
e. Masukkan sekitar 50gram contoh tanah dan
sebar dengan hati-hati pada ayakan yang paling atas, kemudian masukkan dalam
tabung silinder serta kaitkan dengan mesin penggerak. Hubungkan dengan aliran
listrik sekitar 5 menit dengan kecepatan 70rpm.
f. Matikan aliran listrik setelah 5menit
dan turunkan susunan ayakan.
g. Pindahkan tanah yang tertinggal di
masing-masing ayakan ke kaleng timbang yang sudah diketahui beratnya dan
keringkan dalam oven pada suhu 1050C selama 24 jam atau diatas hot
plate sampai kering.
h. Setelah kering timbanglah setiap contoh
tanah yang diperoleh dari masing-masing diameter.
Perhitungan : DMR = ∑ [{Øi*Mpi) / (∑Mp)]
Keterangan
: Øi =
diameter rata- rata
Mpi = massa tanah pada ayakan ∑Mp =
total massa tanah
Hasil Praktikum
Kriteria
tingkat kemantapan agregat
DMR %
|
DMR mm
|
Klas
|
> 200
|
>2.00
|
Sangat stabil sekali
|
80 - 200
|
0,80 – 200
|
Sangat stabil
|
66 - 80
|
0,66 – 0,80
|
Stabil
|
50 - 66
|
0,50 – 0,66
|
Agak stabil
|
40 - 50
|
0,40 – 0,50
|
Kurang stabil
|
< 40
|
< 0,40
|
Tidak stabil
|
Pengelompokan
Hasil Penghitungan
Penghitungan
|
Klas
|
2.00 mm = 35,9/44,1 x 100% = 81,4%
|
Sangat stabil
|
1,00 mm = 3,7/44,1 x 100% = 8,3%
|
Tidak
stabil
|
500 µmm = 1,1/44,1 x 100% = 2,49%
|
Tidak
stabil
|
250 µmm = 1,0/44,1 x 100% = 2,26%
|
Tidak
stabil
|
106 µmm = 1,0/44,1 x 100% = 2,26%
|
Tidak
stabil
|
53 µmm = 0,7/44,1 x 100% = 1,58%
|
Tidak
stabil
|
38 µmm = 0,5/44,1 x 100% = 1,13%
|
Tidak
stabil
|
µmm = 0,2/44,1 x 100% = 0,45%
|
Tidak
stabil
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar