Selasa, 02 September 2014

Mengkaji Kurikulum 2013



Mengkaji Kurikulum 2013
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Perencanaan Pembelajaran Geografi  yang dibina  oleh Bapak Hadi Sukamto, M.Pd

Oleh : Mila Lishowabi
Off/NIM: K/120721435413


Universitas Negeri Malang
Fakultas Ilmu Sosial
Pendidikan Geografi
September 2014



Kajian Kurikulum 2013
 (SKL,Standard Proses, dan Standard Penilaian)

Dalam Pasal  3 Undang-Undang  Nomor  20  Tahun 2003 menegaskan  bahwa  pendidikan  nasional berfungsi  mengembangkan  kemampuan  dan  membentuk  watak  serta  peradaban  bangsa  yang  bermartabat  dalam  rangka  mencerdaskan kehidupan  bangsa,  bertujuan  untuk  mengembangkan  potensi  peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang  Maha  Esa,  berakhlak  mulia,  sehat,  berilmu,  cakap,  kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Agar tercapai tujuan pendidikan nasional, dibutuhkan suatu standard kelulusan agar setelah peserta didik lulus dapat menjadi Warga Indonesia yang bermartabat.
Standard kelulusan peserta didik dari tingkat dasar sampai menengah terdiri dari tiga dimensi yaitu dimensi sikap,pengetahuan dan ketrampilan. Dimensi sikap meliputi tatakrama atau akhlak yang baik yang harus dimiliki oleh peserta didik. Dimensi Pengetahuan memiliki makna bahwa peserta didik haruslah memiliki wawasan yang luas. Dan dimensi keterampilan berarti peserta didik tidak hanya dituntut untuk berprestasi dibidang kognitif saja, namun harus dapat mengaplikasikan ilmu atau wawasan yang didapatkan.
Prinsip pembelajaran dalam kurikulum 2013 Peserta di beri tahu menuju Peserta didik mencari tahu, jika dahulu guru menjadi satu-satunya sumber belajar pada K13 Aneka sumber belajar (tidak hanya guru), Pendekatan tekstual menuju Pendekatan ilmiah , Berbasis konten menuju Berbasis kompetensi, Parsial menuju terpadu , Jawaban tunggal menuju  multidimensi, Verbal menuju aplikatif, Keseimbangan softskill, Pembudayaan dan pemberdayaan menuju pembelajaran sepanjang hayat, Ing ngarso sung tulodho, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani, Pembelajaran dimana saja, kapan saja, dengan siapa saja,  Pembelajaran berbasis teknologi Pengakuan perbedaan individu.
Proses Pembelajaran SD      karakteristiknya   tematik terpadu, untuk karakteristik SMP adalah   tematik terpadu pada IPA dan  IPS. Karakteristik SMA  berbasis mata pelajaran meskipun tematik masih dipertahankan. Ditekankan pada ranah kognitif, psikomotorik, afektif. Pada K13 menggunakan pendekatan penilaian otentik. Hasil penilaian otentik bisa digunakan guru untuk merencanakan program perbaikan, pelayanan konseling agar tercapai SKL. Alat penilaian   : angket, observasi, anekdot, refleksi. Prinsip pengawasannya adalah    Objektif dan transparan. Adapun sistem pengawasan internal : kepsek, pengawas, diknas. Proses pengawasan : pemantauan, supervisi, pelaporan, tindak lanjut.
Standard  Penilaian  Pendidikan  adalah  kriteria  mengenai  mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik. Penilaian  hasil  belajar  peserta  didik  mencakup  kompetensi  sikap, pengetahuan,  dan  keterampilan  yang  dilakukan  secara  berimbang sehingga  dapat  digunakan  untuk  menentukan  posisi  relatif  setiap peserta  didik  terhadap  standar  yang  telah  ditetapkan.  Penilaian kompetensi sikap dapat dilakukan dengan cara observasi atau bertanya langsung kepada teman sekelas siswa tentang sikap siswa yang akan dinilai. Penilaian sikap juga dapat dilakukan dengan menanya secara langsung mengenai kelebihan dan kekurangan yang dimiliki oleh siswa itu sendiri. Penilaian Kompetensi Pengetahuan dapat dilakukan dengan memberikan peserta didik test atau tugas paper untuk menilai kemampuan kognitif. Penilaian Kompetensi Keterampilan dapat dilakukan dengan memberikan tugas paper kepada siswa.



Metode Penelitian Pendidikan Terapan



Resume Materi Metode Penelitian Pendidikan Terapan
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Metode Penelitian Pendidikan Terapan yang dibina  oleh Bapak Hadi Sukamto, M.Pd

Oleh : Mila Lishowabi
Off/NIM: K/120721435413

Universitas Negeri Malang
Fakultas Ilmu Sosial
Pendidikan Geografi
Agustus 2014


Nama Buku               : Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,Kualitatif    
                                      dan R&D)
Pengarang                   : Prof. Dr. Sugiyono
Penerbit                       : Alfabeta
Tahun Terbit             : 2012
Halaman Resume      : 1-45


PERSPEKTIF METODE PENELITIAN PENDIDIKAN
(PENDEKATAN KUANTITATIF,KUALITATIF, R & D)

A.    Pengertian Metode Penelitian Pendidikan
Secara umum, metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian ini harus didasarkan pada cirri-ciri keilmuan yaitu rasioanal (masuk akal dan terjangkau oleh penalaran manusia), empiris (dapat diamati oleh indra manusia) dan sistematis (menggunakan langkah-langkah yang logis). Data yang diperoleh dalam melaksanakan penelitian,harus data yang valid artinya menunjukkan derajat ketepatan antara data yang ssungguhnya terjadi dengan data yang dikumpulkan oleh peneliti.  Sebelum diketahui validitasnya, terlebih dahulu data harus diuju melalui pengujian reliabilitas dan obyektivitas.
Jadi, data yang valid pasti reliable dan obyektif. Reliable berkenaan dengan derajat konsistensi misalnya sumber data menyebutkan bahwa hari ini yang tidak lulus UN sebanyak  3.000 siswa, maka besok juga suber data akan mengatakan hal yang sama. Obyektivitas berkenaan dengan kesepakatan antar banyak orang.  Namun, data yang reliable belum tentu valid hal ini disebabkan karena sumber data tidak obyektif. Misalnya, seorang kepala sekolah SMK selalu mengatakan bahwa lulusannya tidak banyak yang bekerja karena kurangnya informasi, padahal yang terjadi di lapangan adalah faktor penyebab tidak mendapat pekerjaan adalah karena kurang kompeten. Data yang obyektif juga belum tentu valid, misalnya 99 % dari sekelompok orang yang menyatakan bahwa si A adalah murid yang paling malas dan 1 % menyatakan bahwa si A adalah yang paling rajin. Padahal yang  benar adalah kebalikannya. Data tersebut terlihat objektif, tapi tidak valid.
Penelitian pendidikan yang bersifat penemuan, misalnya menemukan cara mengajar Geografi yang efektif. Yang bersifat mengembangkan misalnya mengembangkan metode yang telah ada. Penelitian yang bersifat pembuktian adalah membuktikan keragu-raguan terhadap metode mengajar yang diimpor dari luar apakah efektif atau tidak di gunakan di Indonesia.
Jadi, metode penelitian pendidikan adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan,dikembangkan, dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah dalam bidang penelitian.

B.      Jenis-jenis Metode Penelitian
Jenis-jenis penelitian dapat diklasifikasikan menurut bidang, tujuan, metode, tingkat eksplanasi dan waktu. Klasifikasi jenis penelitian menurut bidang : akademis, professional,institusional. Menurut tujuan ; Murni dan terapan. Menurut metode: survey, ekspostfacto, eksperimen, naturalistic, policy research, action research, evaluasi, sejarah, R & D. Menurut tingkat eksplanasi : deskriptif, komparatif, asosiatif. Dan menurut waktu : cross sectional dan longitudinal. Penelitian akademik biasanya dilakukan oleh kalangan mahasiswa, penelitian professional dilakukan oleh orang-orang yang berprofesi sebagai peneliti. Dan penelitian institusional dilakukan oleh lembaga untuk kepentingan pengambilan kebijakan.
Jujun S Suriasumantri (1985) menyatakan bahwa penelitian dasar atau murni adalah penelitian yang bertujuan menemukan pengetahuan baru yang sebelumnya belum pernah diketahui, sedangkan penelitian terapan adalah bertujuan memecahkan masalah kehidupan praktis. Brog and Gall (1988) menyatakan bahwa penelitian dan pengembangan research and development ( R & D) merupakan metode penelitian yang digunakan untuk memvalidasi produk-produk yang digunakan dalam pendidikan dan pembelajaran. Metode ini merupakan jembatan antara penelitian dasar dan penelitian terapan dimana penelitian dasar bertujuan untuk ”to discover new knowledge about fundamental phenomena” sedangkan penelitian terapan bertujuan untuk menemukan pengetahuan yang secara praktis dapat di aplikasikan.

C.     Pengertian Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif
Terdapat dua metode penelitian yaitu metode kuantitatif dan metode kualitatif. Metode kuantitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivism (memandang gejala/fenomena dapat diklasifikasikan, relative tetap, konkrit, teramati, terukur, dan hubungan gejala sebab-akibat) digunakan untuk meneliti sampel tertentu dengan cara random, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat statistic dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
Metode penelitian kualitatif merupakan metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivism digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah dimana peneliti adalah instrumen kunci, pengambilan sumber data dilakukan secara purposive dan snowball, teknik pengumpulan dengan triangulasi, analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian  kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi.
D.    Perbedaan Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif
Pada metode kuantitatif, realitas dipandang sebagai sesuatu yang konkrit, dapat diamati dengan panca indra dan dapat diklasifikasikan sedangkan metode kualitatif memandang objek sebagai sesuaatu yang dinamis, hasil konstruksi pemikiran dan interprestasi terhadap gejala yang diamati serta utuh karena setiap aspek dari obyek mempunyai satu kesatuan utuh yang tidak dapat dipisahkan. Misalnya dalam melihat orang yang memancing, dalam penelitian kuantitatif akan menganggap bahwa memancing itu merupakan kegiatan mencari ikan, sedangkan dalam penelitian kualitatif akan mencari tahu mengapa ia memancing ikan. Mungkin ia memancing karena menghilangkan stress atau mencari waktu luang.
Perbedaan antara hubungan peneliti dengan yang diteliti, dalam penelitian kuantitatif peneliti akan menggunakan kuisioner sebagai teknik pengambilan data sehingga peneliti tidak terlibat langsung dalampengambilan data, sedangkan dalam kualitatif peneliti harus menjadi human instrument dalam pengambilan data.
Pada metode kuantitatif  hubungan variabelnya adalah sebab-akibat (kausal) sedangkan pada metode kualitatif hubungan variabelnya adalah timbale balik atau interaktif. Dalam kemungkinan generalisasi metode kuantitatif cenderung membuat generalisasi sedangkan kualitatif hasil dari penelitian kualitatif dapat diterapkan ditempat lain manakala kondisi tempat lain tidak jauh beda dengan tempat penelitian. Dalam peranan nilai, metode kuantitatif cenderung bebas nilai sedangkan kualitatif terikat nilai yang dibawa peneliti dan sumber data.
Proses penelitian kuantitatif bersifat linear, dimana langkah-langkahnya jelas, mulai dari rumusan masalah, berteori, berhipotesis, mengumpulkan data, analisis data dan membuat kesimpulan serta saran. Penggunaan konsep dan teori yang relevan serta pengkajian terhadap hasil-hasil penelitian yang mendahului guna menyusun hipotesis merupakan aspek logika, sedangkan pemilihan metode penelitian, menyusun instrument, mengumpulkan data dan analisisnya adalah merupakan aspek metodologi untuk memverivikasi hipotesis yang diajukan. Pada penelitian kualitatif memiliki beberapa tahap. Tahap pertama adalah peneliti  mendiskripsikan apa yang didengar,dilihat,dirasa dan ditanyakan. Tahap kedua adalah tahap reduksi, pada tahap ini peneliti menyortir mana data yang masuk dalam kategori fokus penelitian. Pada tahap ketiga adalah tahap selection. Pada tahap ini peneliti menguraikan fokus yang lebih rinci dan menghasilkan hipotesis. Hasil akhir dari penelitian kualitatif bukan sekedar menghasilkan data tetapi harus mampu menghasilkan informasi yang bermakna bahkan ilmu baru yang dapat digunakan untuk membantu mengatasi masalah yang ada. Setelah melaksanakan tahap-tahap tersebut, peneliti mencandra kembali kesimpulan yang telah dibuat. Untuk memastikan kesimpulan yang telah dibuat, kredibel atau tidak.
E.     Kapan Metode Kuantitatif dan Kualitatif digunakan
Metode kuantitatif digunakan apabila masalah yang merupakan titik tolak penelitian sudah jelas, peneliti ingin mendapatkan informasi yang luas dari suatu populasi, peneliti ingin menguji hipotesis penelitian, peneliti ingin mendapatkan data yang akurat berdasarkan fenomena yang empiris dan dapat diukur.
Metode kualitatif digunakan jika masalah penelitian belum jelas, untuk memahami makna dibalik data yang tampak, untuk memahami interaksi sosial,memahami perasaan orang, untuk mengembangkan teori, mematikan kebenaran data, dan meneliti sejarah perkembangan.
F.     Jangka Waktu Penelitian Kualitatif
Pada umumnya jangka penelitian kualitatifcukup lama, karena tujuan penelitian ini adalah bersifat permanen. Namun demikian bisa jadi jangka waktu dalam masa yang pendek bila datanya sudah jenuh.
G.    Apakah Metode Kuantitatif dan Kualitatif dapat digabungkan
Metode kuantitatif dan kualitatif dapat digabungkan dengan catatan dapat digunakan bersama untuk meneliti obyek yang sama tetapi tujuan yang berbeda, digunakan secara bergantian,dapat digabungkan jika peneliti telah memiliki wawasan yang luas serta telah professional dalam melaksanakan penelitian.

H.    Ruang Lingkup Penelitian Pendidikan
Pada lingkup kebijakan pendidikan, penelitian pendidikam terdapat 6 bidang, yaitu:
1.      Perumusan kebijakan pendidikan yang dilakukan oleh MPR, kebijakan presiden, DPR tentang pendidikan.
2.      Kebijakan Kemendikbud tentang pendidikan
3.      Kebijakan  Dirjen, Gubernur, Bupati, Walikota, Diknas tentang pendidikan
4.      Implementasi kebijakan pendidikan
5.      Outiput dan Outcome kebijakan pendidikan
Jadi, penelitian pendidikan tidak hanya dilakukan di sekola, tetapi juga di masyarakat yang memerlukan institusi sekolah dan masyarakat yang menggunakan lulusan sekolah. Metode penelitian pendidikan yang dapat dilakukan adalah metode survey, eksperimen, kualitatif, dan research and development (R & D).








Minggu, 31 Agustus 2014

Kecamatan Jenu Kabupaten Tuban Jatim



LIMA TEMA GEOGRAFI KECAMATAN JENU


Disusun untuk memenuhi tugas akhir matakuliah pengantar geografi yang dibina oleh  Bapak Mustofa




Oleh
Atik Istikhomatin (120721435414)
Mila Lishowabi (120721435413)
 Off. k



UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS ILMU SOSIAL
JURUSAN GEOGRAFI
November 2012



KATA PENGANTAR

            Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan rahmatnya, penulis dapat menyelesaikan tugas akhir matakuliah pengantar geografi yang dibina oleh Bapak Mustofa.
            Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam rangka menyelesaikan makalah ini. Khususnya kepada Bapak Mustofa  yang telah memberikan bimbingan, sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak lain yang telah memberikan bantuan, baik bantuan berupa saran dan materi.
            Semoga makalah ini dapat bermanfaat. Bermanfaat bagi para pembaca pada umumnya, dan khususnya bagi mahasiswa Jurusan Geografi angkatan 2012 Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Malang. Terima kasih.

                                                                                    Malang, November 2012

                                                                                                Penulis



BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Jenu adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Tuban, Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Jenu merupakan Kecamatan di Kabupaten Tuban yang letaknya paling dekat dengan kota Tuban. Hampir sebagian wilayahnya berada di pesisir utara pantai jawa. Kecamatan  ini adalah salah satu kecamatan penting di Tuban. Kecamatan ini memiliki potensi sumber daya alam yang melimpah, terbukti dengan banyaknya industri yang didirikan di kecamatan ini.  
Sebagian wilayah Jenu merupakan kota Tuban, yakni desa sugihwaras. Kecamatan ini merupakan salah satu kecamatan yang terletak di sebelah utara Kabupaten Tuban. Terdiri dari 17 desa yaitu Sugihwaras, Jenu, Sekardadi, Jenggolo, Beji, Kaliuntu, Suwalan, Wadung, Mentoso, Rawasan, Sumurgeneng, Remen, Tasikharjo, Purworejo, Temaji, Socorejo, dan Karangasem.
Setiap kawasan memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Sehingga perlu adanya kajian mendalam tentang kecamatan Jenu. Maka dari itu diangkatlah makalah yang berjudul “ Lima Tema Geografi Tentang Kecamatan Jenu”. Makalah ini disusun agar mampu memberikan kontribusi aktif dalam pembelajaran Geografi.


1.2  Rumusan Masalah
Dari latar belakang tersebut, maka dirumuskan rumusan masalah sebagai berikut :
1.      dimanakah letak geografis Kecamatan Jenu?
2.      bagaimanakah human and phisical characteristic Kecamatan Jenu?
3.      bagaimanakah pergerakan atau movement yang terjadi di Kecamatan Jenu?
4.      bagaimanakah human environment interaction yang terjadi di Kecamatan Jenu?
5.      bagaimanakah bentuk tema region Kecamatan Jenu?
1.3  Tujuan
Dari latar belakang tersebut, maka dirumuskan tujuan sebagai berikut :
1.      menjelaskan letak geografis Kecamatan Jenu
2.      menjelaskan human and phisical characteristic Kecamatan Jenu
3.      menjelaskan pergerakan atau movement yang terjadi di Kecamatan Jenu
4.      menjelaskan human environment interaction yang terjadi di Kecamatan Jenu
5.      menjelaskan bentuk tema region Kecamatan Jenu





BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Letak Geografis
Lokasi relatif relatif kecamatan Jenu adalah sebagai berikut .
Kecamatan Jenu merupakan kecamatan di Kab Tuban yang terletak di kawasan pantai utara dan berjarak sekitar 7 km dari pusat Kabupaten  Tuban. Sebelah barat kecamatan Jenu berbatasan dengan kecamatan Tambakboyo, sebelah timur berbatasan dengan kecamatanTuban, sebelah selatan berbatasan dengan kecamatan Merakurak dan Kecamatan Kerek dan sebelah utara berbatasan dengan laut Jawa.
Sedangkan untuk lokasi mutlaknya adalah terletak pada 6°49'56"S   111°59'57"E.
pet jnu.png
2.2 Human and Phisical Characteristic
Kecamatan Jenu terdiri dari beberapa kawasan perekonomian yakni :
a.       kawasan pertanian
 Kawasan pertanian kecamatan Jenu berada di daerah desa Sumurgeneng, desa Temaji, desa Karangasem, desa Tasikharjo, desa Mlangwe dll.
b.      kawasan pesisir atau kampung nelayan
Kawasan pesisir berada di daerah desa Socorejo, desa Kaliuntu, desa Mentoso.     
c.        kawasan industri.
Kawasan industri berada di daerah desa Remen, desa Tasikharjo, desa Wadung,  desa Socorejo dll
 Human charracteristic pada masyarakat nelayan adalah:
1.      cenderung lebih keras wataknya dalam berbicara,
2.      masyarakat menggunakan nada yang tinggi
3.      memiliki sifat konsumtif
Sedangkan pada masyarakat pertanian, human charracteristicnya adalah:
1.      lebih halus dalam bertutur kata,
2.      tingkat konsumsinya lebih rendah
3.      tingkat kegotongroyongannya masih tinggi.
Adapun physical charracteristic pada wilayah kecamatan jenu adalah sebagai berikut:
Ketinggian daratan di Kecamatan Jenu berkisar antara 5 - 182 meter diatas permukaan laut (dpl). Bagian utara berupa dataran rendah dengan ketinggian 0 – 15 meter diatas permukaan laut, bagian selatan dan tengah juga merupakan dataran rendah dengan ketinggian  5 – 500 meter. Daerah yang berketinggian 0 – 25 m terdapat disekitar pantai
 Kecamatan Jenu sangat berdekatan dengan pantai yang memiliki suhu udara  antara 25º-27,5º C dengan iklim tropis kering. Curah hujan bervariasi dari rata-rata  berkisar 1483 mm per tahun.
Potensi sumber daya lahan  berdasarkan analisa keruangan adalah Jenis tanah Alluvial atau tanah endapan, Jenis tanah alluvial mendominasi yaitu berada disekitar Desa Sugihwaras sampai disekitar desa Beji. Untuk jenis tanah Mediteran berada di sekitar Desa Remen, Tasikharjo, sebagian Desa Purworejo dan sebagaian Desa Temaji. Jenis tanah Litosol  dan  Gramusol terdapat di Desa Purworejo sampai Desa Bulujowo Bancar, Jenis tanah Regusol desa Jenggolo sampai Sumurgeneng. Kondisi geologi/ tanah di wilayah pesisir kecamatan jenu pada umumnya mempunyai kelerengan antara 0-2% yang terletak antara 0 – 100 dpl.
2.3 Pergerakan atau Movement
Untuk melakukan perpindahan dari daerah satu ke daerah lain, masyarakat menggunakan sarana transportasi sebagai berikut:
a.                        angkotan Umum
b.                       sepeda motor
c.                        mobil pribadi
d.                       becak
e.                        tossa
 Sedangkan sarana komunikasi yang digunakan oleh masyarakat adalah:
a.       telepon
  b.   internet
  c.  handphone
  d. surat
 2.4 Human Environment Interaction
Dengan kekayaan alam yang dimilikinya, banyak potensi-potensi yang dapat dikembangkan, diantaranya:
a.  energi
Kondisi dan kekayaan alam di kecamatan Jenu sangat mendukung untuk meningkatkan produksi energi yang diperlukan oleh masyarakat. Energi yang dapat dikembangkan di daerah ini antara lain energi listrik. Dengan adanya pasang-surut air laut, maka di Kecamatan Jenu dapat dikembangkan pembangkit listrik tenaga pasang-surut air laut. Selain itu, juga terdapat energi panas bumi yang juga dapat dimanfaatkan sebagai PLTU yang kini mulai dibangun didaerah ini dan berbagai macam energi yang dapat digunakan yaitu seperti tenaga air maupun tenaga surya.  
b.      pertanian
Tanah yang subur dan pasokan air yang melimpah menjadikan daerah ini dapat ditanami berbagai jenis tanaman, diantaranya padi, jagung, kacang dan sebagainya.
c.       Perikanan dan Kelautan
Dengan laut yang begitu luas yang melintasi kecamatan Jenu, maka industri perikanan pun dapat dikembangkan dengan baik. Di kecamatan Jenu juga   terdapat banyak tambak maupun tempat-tempat pengolahan ikan.

     2.5 Bentuk tema region Kecamatan Jenu
Kecamatan jenu juga terkenal dengan sebutan kampung santri, hal ini dikarenakan banyak sekali pesantren-pesantren yang terdapat di kecamatan ini. Selain itu di kecamatan Jenu juga terdapat banyak sekali sekolah-sekolah islam atau madrasah, dari tingkat MI sampai MA, bahkan di sini tidak ada sekolah menengah atas  umum, namun sekolah yang bernuansa islami. Tidak hanya terkenal sebagai kampung santri, di Jenu juga terdapat suatu kawasan budidaya mangrove yang di beri nama Mangrove Center. Disini terdapat banyak jenis tumbuh-tumbuhan mangrove.s
Walaupun telah menjadi kampung santri namun masyarakat Jenu tetap mempertahankan kebudayaan mereka. Masyarakat Jenu mempunyai kebudayaan yang unik yakni, pihak perempuan yang melamar ke pihak lelaki terlebih dahulu dengan membawa makanan yang terbuat dari ketan yang ditumbuk sampai lembut yang disebut dengan “Gemblong” dan juga beberapa rangkaiannya, adat ini disebut dengan “Nggemblong” 





BAB III
PENUTUP
Kecamatan Jenu merupakan kecamatan di Kab Tuban yang terletak di kawasan pantai utara dan berjarak sekitar 7 km dari pusat Kabupaten  Tuban.
Potensi sumber daya lahan  berdasarkan analisa keruangan adalah Jenis tanah Alluvial atau tanah endapan, Jenis tanah alluvial mendominasi yaitu berada disekitar Desa Sugihwaras sampai disekitar desa Beji. Untuk jenis tanah Mediteran berada di sekitar Desa Remen, Tasikharjo, sebagian Desa Purworejo dan sebagaian Desa Temaji. Jenis tanah Litosol  dan  Gramusol terdapat di Desa Purworejo sampai Desa Bulujowo Bancar, Jenis tanah Regusol desa Jenggolo sampai Sumurgeneng. Kondisi geologi/ tanah di wilayah pesisir kecamatan jenu pada umumnya mempunyai kelerengan antara 0-2% yang terletak antara 0 – 100 dpl.