Minggu, 18 Mei 2014

Pendidikan IPS Sebagai Upaya Pelestarian Kebudayaan Bangsa Indonesia


               Dewasa ini,isu-isu mengenai kebudayaan Bangsa Indonesia yang di akui oleh Negara lain, sangat sering di perbincangkan. Hal ini terjadi karena kurangnya perhatian masyarakat Indonesia terhadap kebudayaannya sendiri yang telah di turunkan oleh nenek moyang bangsa Indonesia. Di Era Globalisasi seperti sekarang ini, akses mengenai informasi negara lain sangatlah mudah. Akibatnya jika bangsa lain mengetahui kebudayaan bangsa Indonesia yang menarik, sedangkan bangsa Indonesia tidak mampu melestarikannya karena kurang kepeduliannya. Maka bangsa lain akan mengambil alih kebudayaan Indonesia dan mengakui bahwa kebudayaan tersebut adalah milik mereka. Dengan adanya teknologi yang canggih, membuat masyarakat terpaku dalam teknologi dan tidak memberikan perhatiannya kepada lingkungan sekitar apalagi kebudayaan bangsa sendiri. Oleh karena itu perlu adanya penanganan agar kebudayaan bangsa Indonesia tetap lestari tanpa adanya kebudayaan yang punah atau bahkan kebudayaan Indonesia di akui oleh negara lain. Dalam hal ini selain lembaga keluarga, lembaga pendidikan berperan penting dalam upaya pelestarian kebudayaan bangsa. Melalui pendidikan IPS, pengetahuan mengenai seluk beluk kebudayaan Indonesia telah di sajikan dalam rangka usaha untuk melestarikan budaya. Ruang Lingkup Kebudayaan Indonesia Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism (Yanu,2013).Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic. Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat (Yanu,2013). Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat. Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat (Yanu, 2013).Dari pendapat beberapa ahli dapat disimpulkan bahwa kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia untuk memenuhi kehidupannya dengan cara belajar, yang semuanya tersusun dalam kehidupanan masyarakat. Suatu kebudayaan tidak akan pernah ada tanpa adanya beberapa sistem yang mendukung terbentuknya suatu kebudayaan, sistem ini kemudian disebut sebagai unsur yang membentuk sebuah budaya, mulai dari bahasa, pengetahuan, tekhnologi dan lain lain. semua itu adalah faktor penting yang harus dimiliki oleh setiap kebudayaan untuk menunjukkan eksistensi mereka.unsur-unsur kebudayaan itu adalah : bahasa yaitu suatu sistem perlambangan yang secara arbitrel dibentuk atas unsur – unsur bunyi ucapan manusia yang digunakan sebagai gagasan sarana interaksi. Sistem pengetahuan yaitu semua hal yang diketahui manusia dalam suatu kebudayaan mengenai lingkungan alam maupun sosialnya menurut azas – azas susunan tertentu. Organisasi sosial yaitu keseluruhan sistem yang mengatur semua aspek kehidupan masyarakat dan merupakan salah satu dari unsur kebudayaan universal. Sistem peralatan hidup dan tekhnologi yaitu rangkaian konsep serta aktivitas mengenai pengadaan, pemeliharaan, dan penggunaan sarana hidup manusia dalam kebudayaannya.Sistem mata pencarian hidup yaitu rangkaian aktivitas masyarakat yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup dalam konteks kebudayaan. Kesenian yaitu suatu sistem keindahan yang didapatkan dari hasil kebudayaan serta memiliki nilai dan makna yang mendukung eksistensi kebudayaan tersebut. sistem religi yaitu rangkaian keyakinan mengenai alam gaib, aktivitas upacaranya serta sarana yang berfungsi melaksanakan komunikasi manusia dengan kekuatan alam gaib (Catur, 2012). Tujuh unsur-unsur kebudayaan yang telah di sebutkan menjadi dasar kebudayaan Indonesia. Dalam bidang bahasa, Indonesia memiliki 746 bahasa daerah yang tersebar di pulau-pulau Indonesia. Di Jawa Timur sendiri terdapat Bahasa Jawa, Bahasa Osing, dan Bahasa Madura. Unsur kebudayaan yang kedua adalah sistem pengetahuan. Contohnya Masyarakat daerah pesisir pantai yang bekerja sebagai nelayan menggantungkan hidupnya dari laut sehingga mereka harus mengetahui kondisi laut untuk menentukan saat yang baik untuk menangkap ikan di laut. Pengetahuan tentang kondisi laut tersebut diperoleh melalui tanda-tanda atau letak gugusan bintang di langit. Organisasi sosial/ sistem kekerabatan berkaitan dengan pengertian tentang perkawinan dalam suatu masyarakat karena perkawinan merupakan inti atau dasar pembentukan suatu komunitas atau organisasi sosial. Sistem kekerabatan Jawa misalnya, adik perempuan dari ayah/ibu akan di panggil Bu lek dan kakak perempuan dari ayah/ibu akan di panggil Bu de. Namun seiring berkembangnya zaman, panggilan menurut aturan kekerabatan sudah tidak begitu di perhatikan. Masyarakat lebih cendrung mengajari anaknya untuk memanggil “tante” kepada bu lek atau bu de nya, sehingga tidak mementingkan aturan kekerabatan. Sistem peralatan hidup dan tekhnologi, Sistem ekonomi pada masyarakat tradisional, antara lain berburu dan meramu, beternak bercocok tanam di ladang, menangkap ikan, bercocok tanam menetap dengan sistem irigasi. Pada saat ini hanya sedikit sistem mata pencaharian atau ekonomi suatu masyarakat yang berbasiskan pada sektor pertanian. Artinya, pengelolaan sumber daya alam secara langsung untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia dalam sektor pertanian hanya bisa ditemukan di daerah pedesaan yang relatif belum terpengaruh oleh arus modernisasi. Kesenian, Berdasarkan jenisnya, seni rupa terdiri atas seni patung, seni relief, seni ukir, seni lukis, dan seni rias. Seni musik terdiri atas seni vokal dan instrumental, sedangkan seni sastra terdiri atas prosa dan puisi. Selain itu, terdapat seni gerak dan seni tari, yakni seni yang dapat ditangkap melalui indera pendengaran maupun penglihatan. Jenis seni tradisional adalah wayang, ketoprak, tari, ludruk, dan lenong. Sedangkan seni modern adalah film, lagu, dan koreografi.(Karno,2013). Didalam budaya seni, indonesia mempunyai kemajuan. khususnya Tarian tradisional telah mengalami kemajuan yang cukup baik dan telah meranjak ke internasional. Terdapat banyak kesenian di Indonesia, di antaranya : 1. Kuda lumping Juga disebut jaran kepang atau jathilan adalah tarian tradisional Jawa menampilkan sekelompok prajurit tengah menunggang kuda. Tarian ini menggunakan kuda yang terbuat dari bambu atau bahan lainnya yang di anyam dan dipotong menyerupai bentuk kuda, dengan dihiasi rambut tiruan dari tali plastik atau sejenisnya yang di gelung atau di kepang. Anyaman kuda ini dihias dengan cat dan kain beraneka warna. Tarian kuda lumping biasanya hanya menampilkan adegan prajurit berkuda, akan tetapi beberapa penampilan kuda lumping juga menyuguhkan atraksi kesurupan, kekebalan, dan kekuatan magis, seperti atraksi memakan beling dan kekebalan tubuh terhadap deraan pecut. Jaran Kepang merupakan bagian dari pagelaran tari reog. Meskipun tarian ini berasal dari Jawa, Indonesia, tarian ini juga diwariskan oleh kaum Jawa yang menetap di Sumatera Utara dan di beberapa daerah di luar Indonesia seperti di Malaysia ,Suriname, Hongkong, Jepang dan Amerika (Wikipedia) 2. Karapan sapi Merupakan istilah untuk menyebut perlombaan pacuan sapi yang berasal dari Pulau Madura, Jawa Timur. Pada perlombaan ini, sepasang sapi yang menarik semacam kereta dari kayu (tempat joki berdiri dan mengendalikan pasangan sapi tersebut) dipacu dalam lomba adu cepat melawan pasangan-pasangan sapi lain. Trek pacuan tersebut biasanya sekitar 100 meter dan lomba pacuan dapat berlangsung sekitar sepuluh detik sampai satu menit. Beberapa kota di Madura menyelenggarakan karapan sapi pada bulan Agustus dan September setiap tahun, dengan pertandingan final pada akhir September atau Oktober di eks Kota Karesidenan, Pamekasan untuk memperebutkan Piala Bergilir Presiden (Wikipedia). 3. Tari Indang Minangkabau Tari indang merupakan salah satu kesenian tari yang berasal dari minangkabau. Etnik minangkabau menyimpan banyak kekayaan tradisi lisan. Asal usul tari indang adalah dari kata Indang atau disebut juga badindin, salah satunya. Tarian ini sesungguhnya suatu bentuk sastra lisan yang disampaikan secara berkelompok sambil berdendang dan memainkan rebana kecil. Pentas Tari Indang biasa diramaikan tujuh penari yang semuanya laki-laki. Ketujuh penari itu biasa dinamai ‘anak indang’. Mereka dipimpin seorang guru yang disebut tukang dzikirindang merupakan manifestasi budaya mendidik lewat surau dan kentalnya pengaruh budaya Islam di Minangkabau (kurniawan,2013). 4. Yosim Pancar Masyarakat pantai memiliki berbagai macam budaya tari-tarian yang biasa mereka sebut dengan Yosim Pancar (YOSPAN), yang didalamnya terdapat berbagai macam bentuk gerak seperti: (tari Gale-gale, tari Balada, tari Cendrawasih, tari Pacul Tiga, tari Seka, Tari Sajojo). Tarian yang biasa dibawakan oleh masyarakat pantai maupun masyarakat pegunungan pada intinya dimainkan atau diperankan dalam berbagai kesmpatan yang sama seperti: dalam penyambutan tamu terhormat, dalam penyambutan para turis asing dan yang paling sering dimainkan adalah dalam upacara adat. khususnya tarian panah biasanya dimainkan atau dibawakan oleh masyarakat pegunungan dalam acara pesta bakar batu atau yang biasa disebut dengan barapen oleh masyarakat pantai. tarian ini dibawakan oleh para pemuda yang gagah perkasa dan berani Kurniawan (2013). Akan tetapi ada beberapa bagian dari budaya indonesia yang di klaim oleh negara lain. Berikut, data dari budaya yang di klaim oleh negara lain: batik dari jawa oleh Adidas, rendang dari Sumatera Barat oleh Oknum WN Malaysia,sambal bajak dari jawa tengah oleh oknum WN belanda, lagu rasa sayange dari maluku oleh pemerintah Malaysia,tari reog ponorogo dari jawa timur oleh pemerintah Malaysia,lagu soleram dari riau oleh pemerintah Malaysia, lagu injit-injit semut dari jambi oleh pemerintah Malaysia,alat musik gamelan dari jawa oleh pemerintah Malaysia,tari kuda lumping dari jawa timur oleh pemerintah Malaysia, tari piring dari sumatera barat oleh pemerintah Malaysia, lagu kakak tua dari maluku oleh pemerintah Malaysia,lagu anak kambing saya dari usa tenggara oleh pemerintah Malaysia, kursi taman dengan ornamen ukir khas jepara jawa tengah oleh oknum WN Perancis,kopi toraja dari sulawesi selatan oleh perusahaan Jepang, musik indang sungai garinggiang dari sumatera barat oleh Malaysia, kain ulos oleh Malaysia, alat musik angklung oleh pemerintah Malaysia, lagu jali-jali oleh pemerintah Malaysia, tari pendet dari Bali oleh pemerintah Malaysia (Febrian,2013). Melihat banyaknya klaim kesenian Indonesia oleh Malaysia. Perlua adanya antisipasi yang lebih ketat agar klaim-klaim kebudayaan yang lain tidak terjadi. Sistem religi, Agama di Indonesia memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat. Hal ini dinyatakan dalam ideologi bangsa Indonesia, Pancasila: “Ketuhanan Yang Maha Esa”. Sejumlah agama di Indonesia berpengaruh secara kolektif terhadap politik, ekonomi dan budaya. Menurut hasil sensus tahun 2010, 87,18% dari 237.641.326 penduduk Indonesia adalah pemeluk Islam, 6,96% Protestan, 2,9% Katolik, 1,69% Hindu, 0,72% Buddha, 0,05% Kong Hu Cu, 0,13% agama lainnya, dan 0,38% tidak terjawab atau tidak ditanyakan.(Wikipedia). Pemerintah, bagaimanapun, secara resmi hanya mengakui enam agama, yakni Islam, Protestan, Katolik, Hindu, Buddha dan Khonghucu. Banyaknya kepercayaan yang ada di Indonesia terkadang menyebabkan konflik antar agama yang sering kali tidak berujung pada perdamaian. Seiring kemajuan dalam teknologi, agama tidak lagi menjadi pegangan. Akhirnya banyak masyarakat Indonesia tidak memiliki moral yang sesuai karakter bangsa Indonesia sebagai umat beragama. Pendidikan IPS dan Peranannnya dalam Kelestarian Budaya Indonesia Istilah pendidikan IPS dalam penyelenggaraan pendidikan di Indonesia masih relatif baru digunakan. Pendidikan IPS merupakan padanan dari social studies dalam konteks kurikulum di Amerika Serikat. Edgar B Wesley menyatakan bahwa social studies are the social sciences simplified for paedagogieal purposes in school. The social studies consist of geografy history, economic, sociology, civics and various combination of these subjects (Sudrajat,2011) Moeljono Cokrodikardjo mengemukakan bahwa IPS adalah perwujudan dari suatu pendekatan interdisipliner dari ilmu sosial. Ia merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu sosial yakni sosiologi, antropologi budaya, psikologi, sejarah, geografi, ekonomi, ilmu politik dan ekologi manusia, yang diformulasikan untuk tujuan instruksional dengan materi dan tujuan yang disederhanakan agar mudah dipelajari (Sudrajat,2011). Menurut Carter V.Good dalam Dictinary of Education bahwa pendidikan itu mengandung pengertian proses perkembangan kecakapan seseorang dalam bentuk sikap dan prilaku yang berlaku dalam masyarakatnya dan proses sosial dimana seseorang dipengaruhi oleh sesuatu lingkungan yang terpimpin (misalnya sekolah) sehingga ia dapat mencapai kecakapan sosial dan mengembangkan pribadinya.Sedangkan menurut konsep yang dikemukakan oleh Freeman Butt dalam bukunya yang terkenal Cultural History of Western Education bahwa pendidikan adalah kegiatan menerima dan memberikan pengetahuan sehingga kebudayaan dapat diteruskan dari generasi ke generasi berikutnya (anonim). Noman Somantri memberikan penjelasan Pendidikan IPS merupakan synthetic disipline yaitu bahwa Pendidikan IPS bukan sekedar mensistemkan konsep – konsep yang relevan antara ilmu pendidikan dan ilmu sosial, tetapi juga mengkorelasikan dengan kemasyarakatan, kebangsaaan, dan kenegaraaan. Kesimpulannya bahwa Pendidikan IPS memuat tiga sub tujuan, yaitu : 1) Sebagai pendidikan kewarganegaraan 2) Sebagai ilmu yang konsep dan generalisasinya dalam disiplin ilmu – ilmu sosial 3) Sebagai ilmu yang menyerap bahan pendidikan dari kehidupan nyata dalam masyarakat kemudian dikaji secara reflektif (Hendraprijatna.2012). Dari konsep-konsep yang telah di kemukakan para ahli, pendidikan IPS erat kaitannya dengan pelestarian kebudayaan manusia. Dalam konteks kebudayaan Bangsa Indonesia, Pendidikan IPS memberikan sumbangsih besar dalam pelestarian kebudayaan Indonesia. Karena dalam IPS mencakup mata pelajaran sosiologi, antropologi,budaya, sejarah, geografi, ekonomi, ilmu politik dan ekologi manusia. Yang semuanya mengarah pada kebudayaan. Dalam mata pelajaran sosiologi, peserta didik dapat mempelajari tentang pola interaksi antar manusia, di dalam sosiologi juga akan di bahas mengenai sistem kekerabatan, strata sosial dan sebagainya. Dalam antropologi budaya, peserta didik akan mengetahui kebudayaan manusia, khususnya Budaya Indonesia. Sejarah akan memberikan pengetahuan mengenai asal mula kebudayaan itu ada. Geografi akan memberikan pengetahuan mengenai apakah terdapat hubungan antara kondisi alam dengan corak kebudayaan suatu wilayah. Ilmu politik dapat menjelaskan kepada peserta didik mengenai mengapa terdapat klaim-klaim budaya Indonesia oleh luar negeri, yang tentunya erat kaitannya dengan system birokrasi suatu negara. Konsep IPS, yaitu: (1) interaksi, (2) saling ketergantungan, (3) kesinambungan dan perubahan, (4) keragaman/kesamaan/perbedaan, (5) konflik dan konsesus, (6) pola (patron), (7) tempat, (8) kekuasaan (power), (9) nilai kepercayaan, (10) keadilan dan pemerataan, (11) kelangkaan (scarcity), (12) kekhususan, (13) budaya (culture), dan (14) nasionalisme (Sudrajat,2011). Interaksi adalah tindakan atau aksi yang dibalas dengan reaksi. Interaksi tidak dapat dilakukan secara sendiri, harus ada orang atau kelompok lain sebagai mitra untuk berinteraksi. Artinya IPS mengajarkan cara berinteraksi yang baik dengan sesama. Saling ketergantungan, artinya Yang di pelajari dalam IPS adalah ketergantungan manusia sebagai makhluk sosial yang selalu membutuhkan orang lain untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan, yang di pelajari dalam IPS, terdiri dari perubahan-perubahan sosial dalam masyarakat akibat suatu gejala. Misalnya perubahan sosial dari masyarakat nelayan menuju masyarakat industry. Konflik sosial yang terdiri dari jenis-jenis konflik, akibat dari konflik dan sebagainya, juga di pelajari dalam IPS karena konflik merupakan hasil interaksi dari beberapa makhluk sosial. Konsesus juga perlu untuk di pelajari, dalam rangka penyelesaian dari konflik itu sendiri. Tempat, di pelajari untuk mengetahui hubungan antara tempat (wilayah) yang memiliki kondisi wilayah berbeda terhadap kebudayaan yang berbeda-beda. Nilai kepercayaan, meliputi kepercayaan-kepercayaan yang berkembang dalam masyarakat. Kelangkaan (scarcity), di pelajari dalam ekonomi. Budaya (culture), Pendidikan IPS berperan penting dalam pelestarian karena di dalam konsep IPS di tuliskan bahwa budaya juga merupakan hal yang harus di kaji dalam pendidikan IPS.Nasionalisme, dengan adanya pengetahuan mengenai Nasionalisme, akan menyebabkan generasi penerus bangsa yang berjiwa nasionalis atau cinta tanah air, sehingga apabila terdapat klaim dari luar negeri mengenai kebudayaan Indonesia. Generasi penerus bangsa siap untuk melakukan perlawanan atau mencari penyelesaian. Pola pembelajaran pendidikan IPS menekankan pada unsur pendidikan dan pembekalan pada peserta didik. Penekanan pembelajarannya bukan sebatas pada upaya mencecoki atau menjejali peserta didik dengan sejumlah konsep yang bersifat hafalan belaka, melainkan terletak pada upaya agar mereka mampu menjadikan apa yang telah dipelajarinya sebagai bekal dalam memahami dan ikut serta dalam melakoni kehidupan masyarakat lingkungannya, serta sebagai bekal bagi dirinya untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Di sinilah sebenarnya penekanan misi dari pendidikan IPS. Tujuan kurikuler IPS yang harus dicapai sekurang-kurangnya meliputi hal-hal berikut: membekali peserta didik dengan pengetahuan sosial yang berguna dalam kehidupan masyarakat, membekali peserta didik dengan kemapuan mengidentifikasi, menganalisa dan menyusun alternatif pemecahan masalah sosial yang terjadi dalam kehidupan di masyarakat.Membekali peserta didik dengan kemampuan berkomunikasi dengansesama warga masyarakat dan dengan berbagai bidang keilmuan serta berbagai keahlian.Membekali peserta didik dengan kesadaran, sikap mental yang positif, dan keterampilan terhadap lingkungan hidup yang menjadi bagian kehidupannya yang tidak terpisahkan, dan membekali peserta didik dengan kemampuan mengembangkan pengetahuan dan keilmuan IPS sesuai dengan perkembagan kehidupan,perkembangan masyarakat, dan perkembangan ilmu dan teknologi (Massofa,2010). Kelima tujuan tersebut harus dicapai dalam pelaksanaan kurikulum IPS diberbagai lembaga pendidikan dengan keluasan, kedalaman dan bobot yang sesuai dengan jenis dan jenjang pendidikan yang dilaksanakan. Sejak Pendidikan IPS di berikan di sekolah dasar. Studi sosial dan budaya pendidikan menunjukkan bahwa fungsi utama yang diemban oleh mata pelajaran IPS di sekolah dasar menurut KTSP sebagimana yang dikemukakan oleh Hasan (2006), adalah enkulturasi dan internalisasi tata nilai dan adat istiadat masyarakat dengan tujuan supaya nilai-nilai lama yang dianggap luhur dan sekaligus menjamin kepribadian khas masyarakat itu tidak luntur dan berubah serta tetap terjaga kelanggengannya(Lasmawan,2010). Hal ini di maksudkan agar sejak masa pertumbuhan, peserta didik telah di latih untuk menghargai dan ikut melestarikan nilai luhur budaya Bangsa Indonesia. Meskipun berada dalam era global. Pembelajaran IPS sebagai proses sosialisasi dan pembudayaan manusia, memanusiakan manusia harus mampu mengkondisikan dan memediasi pengembangan potensi peserta didik secara optimal, sehingga mereka benar-benar merasakan dampak dan manfaat dari belajarnya. Untuk itu, pembelajaran yang dilakukan di sekolah hendaknya harus secara kontekstual tidak terlepas dari referensi sosial dan budaya dari masyarakat itu sendiri. Kemajemukan, baik vertikal maupun horizontal merupakan fenomena sosial-budaya dan latar pendidikan bagi manusia Indonesia, oleh sebab itu, pembelajaran IPS harus mampu mengakomodasi nilai-nilai social dan budaya masyarakat setempat (local genius) dalam keseluruhan proses dan hasil belajarnya. Sehingga kebudayaan Indonesia bisa tetap lestari. Pola pembelajaran pendidikan IPS menekankan pada unsur pendidikan dan pembekalan pada peserta didik. Penekanan pembelajarannya bukan sebatas pada upaya mencecoki atau menjejali peserta didik dengan sejumlah konsep yang bersifat hafalan belaka, melainkan terletak pada upaya agar mereka mampu menjadikan apa yang telah dipelajarinya sebagai bekal dalam memahami dan ikut serta dalam melakoni kehidupan masyarakat lingkungannya, serta sebagai bekal bagi dirinya untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Di sinilah sebenarnya penekanan misi dari pendidikan IPS. Dalam pelestarian kebudayaan dengan menggunakan sarana pendidikan IPS. Harus ada peran aktif guru dalam perencanaan model pembelajaran pendidikan IPS kepada siswa. Guru harus selalu menerapkan nilai kebudayaan bangsa Indonesia dalam setiap proses pembelajaran, Dengan konsep pembelajaran pendidikan IPS yang mengarah pada pelestarian Kebudayaan Bangsa Indonesia, akan mengantarkan siswa pada karakter cinta budaya, cinta tanah air. Sehingga kebudayaan Indonesia akan tetap lestari. Kesimpulan Negara Indonesia yang terdiri dari 1.304 suku bangsa, tentunya memiliki kebudayaan yang banyak. Dalam segi bahasa, sistem kekerabatan, kesenian dan sebagainya. Dalam segi kesenian terdapat berbagai macam jenis tarian, lagu daerah, rumah adat, bahasa, dan baju serta senjata tradisional. Melimpahnya kebudayaan itu, membuat Indonesia di kenal di kancah dunia. Namun, banyak orang luar ingin sekali menguasai dan memiliki kebudayaan Indonesia. Tak jarang budaya Indonesia di klaim menjadi budaya milik orang asing. Serta hadirnya era globalisasi dan teknologi yang canggih juga menjadi faktor melunturnya suatu budaya. Pendidikan memegang hal penting dalam pelestarian budaya, terlebih dalam pendidikan IPS yang didalamnya memiliki konsep budaya. Pola pembelajaran IPS juga harus benar-benar menggunakan pola pembelajaran kontekstual . Hal ini sebagai upaya agar mereka mampu menjadikan apa yang telah dipelajarinya sebagai bekal dalam memahami dan ikut serta dalam melakoni kehidupan masyarakat lingkungannya, Sehingga mampu ikut serta mempertahankan kebudayaan Indonesia yang beraneka ragam. 

                                                               Daftar Rujukan

 Lasmawan.2010.pendekatan-sosial-budaya (online) (http://lasmawan.blogspot.com/2010/10/pendekatan-sosial-budaya- dalam.html) di akses tanggal 1 Mei 2014 anonim.pendidikandankebudayaan (online) (http://pendidikandankebudayaan.wordpress.com/) di akses tanggal 1 Mei 2014 Sudrajat,akhmad.2011.karakteristik-mata-pelajaran-ilmu-pengetahuan- sosial-ips(online) (http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2011/03/12/karakteristik-mata-pelajaran-ilmu-pengetahuan-sosial-ips/) di akses tanggal1 Mei 2014 Massofa.2010.pengertian-ruang-lingkup-dan-tujuan-ips (online) http://massofa.wordpress.com/2010/12/09/pengertian-ruang-lingkup-dan-tujuan-ips/ di akses tanggal 1 Mei 2014 Febrian,lorent. perkembangan-budaya-di-indonesia/(online) (http://lorentfebrian.wordpress.com/perkembangan-budaya-di-indonesia/) di akses tanggal 1 Mei 2014 Irdianto,Yanu.2013.(online) (http://yanuirdianto.wordpress.com/2013/03/10/96/) di akses tanggal 1 Mei 2014 Catur.2012.pengertian-kebudayaan-unsur-unsur-kebudayaan-dan-wujud kebudayaan/(online) (http://wpcatur.wordpress.com/2012/11/20/pengertian-kebudayaan-unsur-unsur-kebudayaan-dan-wujud-kebudayaan) di akses tanggal 1 Mei 2014 Hafidz.2012.kebudayaan-minangkabau-tentang-adat (online) (http://thishafizh.blogspot.com/2012/10/kebudayaan-minangkabau-tentang-adat.html) di akses tanggal 1 Mei 2014 Karno.2013.unsur-unsur-kebudayaan-beserta (http://mbahkarno.blogspot.com/2013/09/unsur-unsur-kebudayaan-beserta.html)diakses tanggal 1 Mei 2014 Hendraprijatna.2012 .Pembelajaran dalam pendidikan IPS. (online) (https://hendraprijatna68.files.wordpress.com/2012/06/pembelajan nilai-dalam-pendidikan-ips.docx)diakses pada tanggal 1 Mei 2014 Kurniawan,Dwiki.2013.macam-tarian-dari-sumatera-barat (online) (http://dwiki-kurniawan98.blogspot.com/2013/04/10-macam-tarian-dari-sumatera-barat_9.html) di akses tanggal 1 Mei 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar