PEMBELAJARAN NILAI DALAM PENDIDIKAN IPS
Untuk memenuhi mata kuliah pendidikan IPS yang
dibina oleh Bapak I Nyoman Ruja
Oleh :
Danny Setiabudi 120721435387
Eka Novi Indriani 120721435452
Mila Lishowabi 120721435413
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS ILMU SOSIAL
JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI
FEBRUARI 2014
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar belakang
Pendidikan
merupakan upaya untuk mengembangkan kemampuan kognitif, afektif, dan
psikomotorik. Tujuan dari kemampuan kognitif adalah tumbuh dan berkembangnya
kecerdasan dan kemampuan intelektual akademik, tujuan dari kemampuan afektif
bertujuan pada terbentuknya karakter kepribadian, dan tujuan dari kemampuan
psikomotorik bertujuan pada keterampilan dan prilaku. Tujuan yang lain adalah membentuk kepribadian anak supaya menjadi
manusia yang baik, warga negara baik, yang banyak di pengaruhi oleh budaya
masyarakat dan bangsa. Tujuan ini dapat diperoleh melalui pedidikan
nilai dan diberikan pada pembelajaran IPS. Hakikat dari Pendidikan nilai dalam pembelajaran IPS dalam
konteks pendidikan di Indonesia adalah pendidikan nilai-nilai
luhur yang bersumber dari budaya bangsa Indonesia,yang
bertujuan untuk membina kepribadian
peserta didik.
Banyak pihak menuntut peningkatan intensitas dan kualitas
pelaksanaan Pendidikan nilai pada pendidikan formal,tuntutan ini berdasar pada persoalan sosial yang berkembang,yakni meningkatnya kenakalan
remaja dalam masyarakat,seperti perkelahian masal dan berbagai kasus
– kasus lainnya. Oleh
karena itu, lembaga pendidikan formal diharapkan dapat meningkatkan
peranannya dalam pembentukan kepribadian siswa melalui peningkatan intensitas dan kualitas pendidikan
nilai dalam pembelajaran IPS. Para pakar pendidikan pada umumnya
sependapat tentang pentingnya upaya peningkatan pendidikan nilai dalam
pembelajaran IPS pada jalur pendidikan formal.
1.2
Rumusan Masalah
Dari latar belakang tersebut, diambil rumusan masalah
sebagai berikut:
1) Bagaimanakah pembelajaran pendidikan IPS ?
2) Bagaimanakah pengertian dari pendidikan nilai?
3) Apa sajakah Pendekatan dan Tujuan Pendidikan Nilai dalam
Pembelajaran IPS?
1.3 Tujuan
Dari rumusan masalah tersebut, dapat diambil tujuan
sebagai berikut:
1)
Mengetahui pengertian dari pembelajaran pendidikan IPS.
2)
Mengetahui pendidikan nilai.
3)
Mengetahui Pendekatan dan Tujuan
Pendidikan Nilai dalam Pembelajaran IPS.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Pembelajaran Pendidikan IPS
Pendidikan IPS (social
studies) menurut mayhood (1991:10) yaitu “ The social studies are comprissed of
those aspects of history, geography, and pilosophy” dan National Council for
the Social Studies (NCCS) memberi definisi yang lebih tegas yaitu bahwa IPS sebagai “
the study of political, economic, culturals, and environment aspects of
societies in the past, present and future”. Noman Somantri memberikan
penjelasan Pendidikan IPS merupakan synthetic disipline yaitu bahwa Pendidikan
IPS bukan sekedar mensistemkan konsep – konsep yang relevan antara ilmu
pendidikan dan ilmu sosial, tetapi juga mengkorelasikan dengan kemasyarakatan,
kebangsaaan, dan kenegaraaan. Kesimpulannya bahwa Pendidikan IPS memuat tiga
sub tujuan, yaitu :
1) Sebagai pendidikan kewarganegaraan
2) Sebagai ilmu yang konsep dan
generalisasinya dalam disiplin ilmu – ilmu sosial
3) Sebagai ilmu yang menyerap bahan
pendidikan dari kehidupan nyata dalam masyarakat kemudian dikaji secara
reflektif.
Berdasarkan
konsep IPS dapat jelaskan bahwa ruang
lingkup mata pelajaran IPS meliputi tema – tema :
1) Manusia, tempat dan lingkungan
2) Waktu, keberlanjutan dan perubahan
3) Sistem sosial dan budaya
4) Perilaku, ekonomi dan kesejahteraan
Tujuan
pendidikan IPS secara umum adalah menjadikan peserta didik sebagai warga negara
yang baik, dengan berbagai karakter yang berdimensi spiritual, personal, sosial, dan
intelektual (Soedarno Wiryohandoyo,1997). Pendidikan IPS menurut NCCS mempunyai
tujuan informasi dan pegetahuan (knowledge and information), nilai dan tingkah
laku (attitude and values), dan tujuan keterampilan (skill). Menurut Awan
Mutakin (1998) tujuan dariilmu pengetahuan sosial adalah mengembangkan siswa
agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap
mental positif terhadap perbaikan segala permasalahan yang terjadi, dan
terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari – hari baik pada diri
sendiri atau masyarakat.
1.2
Pendidikan Nilai
Nilai menurut Mulyana
adalah rujukan dan keyakinan dalam menentukan pilihan,nilai merupakan sesuatu
yang diinginkan sehingga melahirkan tindakan pada diri seseorang (2004:11).
Menurut Frankel nilai adalah standar tingkah laku, keindahan, keadilan,
kebenaran, dan efesiensi yang mengikat manusia dan sepatutnya untuk dijalankan
dan dipertahankan (Kartawisastra, 1980: 1). Ditegaskan oleh amborise dalam
mulyana (2004:27), yaitu klasifikasi nilai dibagi menjadi dua yaitu nilai
instrumntal dan nilai terminal. Nilai instrimental disebut dengan nilai antara,
dan nilai terminal adalah sebagai nilai akhir. Contohnya manusia yang memiliki
nilai instrumental hidup bersih, dia memiliki nilai akhir secara konsisten
yaitu nilai keindahan dan kesehatan.
Selain dua klasifikasi nilai
tersebut, nilai yang sering dijadikan rujukan dalam kehidupan ada enam nilai yang terdapat dalam teori
spranger dalam mulyana (2004:32 – 35) yakni nilai teoritik, nilai ekonomis,
nilai estetik, nilai sosial, nilai politik, dan nilai agama. Nilai teoritik
melibatkan pertimbangan logis dan rasional dalam memikirkan dan membuktikan
sesuatu. Nilai ekonomis terkait dengan perimbangan nilai yang berkadar untung
dan rugi, yang mengutamakan kegunaan sesuatu bagi manusia. Nilai estetik yang
disebut juga dengan nilai keindahan yang sangat bergantung pada subjektif
seseorang. Nilai sosial berakumulasi pada nilai tertinggi yaitu kasih sayang
antar manusia. Nilai politik yaitu kadar nilai bergerak dari pengaruh yang
rendah menuju ke tinggi atau sering disebut sebagai nilai kekuasaan. Nilai
agama merupakan nilai yang bersumber dari kebenaran yang paling tinggi yang
kebenaran tersebut datang dari Tuhan.
Nilai
merupakan pondasi penting dalam menentukan karakter suatu masyarakat dan
bangsa. Nilai tidak tumbuh dengan sendirinya tapi melalui proses penyebaran dan
penyadaran yang salah satunya melalui pendidikan di sekolah.
Pendidikan
nilai menurut mulyana (2004:119) merupakan pengajaran atau bimbingan terhadap
peserta didik agar peserta didik menyadari kebenaran, kebaikan, dan keindahan
melalui proses pertimbangan nilai yang tepat dan tindakan yang konsisten.
Pendidikan nilai dimagsudkan untuk membantu peserta didik agar memahami,
menyadari, dan mengalami nilai – nilai serta mampu menempatkan secara integral
dalam kehidupan. Secara khusus menurut APEID (Asia and the Programme of
Educational Innovation for Developement) bahwa pendidikan nilai bertujuan untuk
:
1) Menerapkan pembentukan nilai kepada anak
2) Menghasilkan sikap yang mencerminkan
nilai – nilai yang diinginkan
3) Membimbing perilaku yang konsisten
dengan nilai – nilai tersebut.
2.3
Pendekatan dan
Tujuan Pendidikan Nilai
dalam Pembelajaran IPS
Dalam pendidikan nilai yang diberikan pada pembelajaran pendidikan IPS, dibutuhkan
beberapa pendekatan. Banks
Martorella dalam Djahiri (1992) mengemukakan delapan pendekatan dalam
pendidikan nilai atau budi pekerti,yaitu:
a) Evocation,
yaitu pendekatan agar peserta didik diberi kesempatan dan keleluasaan untuk
secara bebas mengekspresikan respon afektiffiya terhadap stimulus yang
diterimanya
b) Inculcation,
yaitu pendekatan agar peserta didik menerima stimulus yang diarahkan menuju
kondisi siap
c) Moral
Reasoning, yaitu pendekatan agar terjadi transaksi intelektual taksonornik tinggi
dalam mencari pemecahan suatu masalah
d) Value
Clarjflcation, yaitu pendekatan melalui stimulus terarah agar siswa diajak
mencari kejelasan isi pesan keharusan nilai moral
e) Value Analysis,
yaitu pendekatan agar siswa dirangsang untuk melakukan analisis nilai moral;
f) Moral
Awareness, yaitu pendekatan agar siswa menerima stimulus dan dibangkitkan
kesadarannya akan nilai tertentu;
g) Commitment
Approach, yaitu pendekatan agar siswa sejak awal diajak menyepakati adanya
suatu pola pikir dalam proses pendidikan nilai
h) Union Approach,
yaitu pendekatan agar peserta didik diarahkan untuk melaksanakan secara rill
dalam suatu kehidupan.
Menurut
Hersh,et.al.(1980), di antara berbagai teori yang berkembang, ada enam teori
yang banyak digunakan, yaitu:
pendekatan pengembangan rasional, pendekatan pertimbangan, pendekatan
klarifikasi nilai, pendekatan pengembangan moral kognitif, dan pendekatan
perilaku sosial. Berbeda dengan klasifikasi tersebut, Elias (1989)
mengklasifikasikan berbagai teori yang berkembang menjadi tiga, yakni:
pendekatan kognitif, pendekatan afektif, dan pendekatan perilaku
Dengan pendekatan-pendekatan tersebut,
dapat diaplikasikan dalam pendidikan nilai pada pembelajaran PIPS. Tujuan akhirnya adalah agar peserta didik memiliki konsistensi
antara perbuatannya dengan pertimbangan nilainya, sehingga prilaku sosialnya
dapat dipertanggungjawabkan, konsisten dengan sistem nilai yang berada di
tengah masyarakat. “Acting In very consistent with values willingness to
acceptable consequences of action choosen” Pendidikan nilai adalah pendidikan
sikap, sikap dalam arti kecenderungan kuat untuk berbuat berprilaku, bertindak
sebagai hasil pengambilan keputusan yang dibentuk oleh kekuatan-kekuatan sistem
nilai yang mempribadi pada setiap individu dan masyarakat.. Keunikan dan
kecenderungan bersikap tersebut adalah lebih bersifat abstrak, hanya dapat
dikenali dari sejumlah indikatornya misalnya tujuan yang dimilikinya dan
dinyatakan, aspirasi yang diwjudkan dalam prilaku atau harapan yang ditampilkan,
perasaan yang diekspresikan.
Dengan demikian bahwa tujuan dari pendidikan nilai dalam pembelajaran IPS adalah untuk mengembangkan potensi siswa agar :
1)
Memiliki kesadaran dan kepedulian terhadap masyarakat atau
lingkungan, melalui pemahaman terhadap nilai – nilai sejarah dan kebudayaan
masyarakat.
2)
Mengetahui dan memahami konsep dasar dan mampu menggunakan metode
yang diadaptasi dari ilmu sosial yang kemudian digunakan untuk memecahkan
masalah sosial.
3)
Mampu mengunakan model dan proses berfikir serta membuat keputusan
untuk menyelesaikan isu dan masalah yang berkembang di masayarakat.
4)
Perhatian terhadap isu dan masalah sosial, serta mampu membuat
analisis yang kritis dan mampu mengambil tindakan yang tepat.
5)
Mampu mengembangkan berbagai potensi sehingga mampu membangun diri
sendiri agar bertanggung jawab membangun masyarakat.
BAB III
KESIMPULAN
Menurut
Frankel nilai adalah standar tingkah laku, keindahan, keadilan, kebenaran, dan
efesiensi yang mengikat manusia dan sepatutnya untuk dijalankan dan dipertahankan. Selain dua
klasifikasi nilai tersebut, nilai yang sering dijadikan rujukan dalam
kehidupan ada enam nilai yang terdapat
dalam teori spranger dalam mulyana (2004:32 – 35) yakni nilai teoritik, nilai
ekonomis, nilai estetik, nilai sosial, nilai politik, dan nilai agama.
Pendidikan
nilai dapat diberikan dalam pembelajaran Pendidikan IPS, karena pendidikan IPS
memuat tiga sub tujuan, yaitu Sebagai pendidikan kewarganegaraan,Sebagai ilmu
yang konsep dan generalisasinya dalam disiplin ilmu – ilmu sosial,Sebagai ilmu
yang menyerap bahan pendidikan dari kehidupan nyata dalam masyarakat kemudian
dikaji secara reflektif.
Daftar Pustaka
Linda
Irawan.2012. pendekatan-klarifikasi-dalam-pendidikan (online).
29 Januari 2014
Hendraprijatna.2012 .Pembelajaran dalam pendidikan IPS.
nilai-dalam-pendidikan-ips.docx)diakses pada tanggal 29 Januari
2014
http://staff.uny.ac.id/system/files/penelitian/Saliman,%20Drs.%20M.Pd./Pendidikan%2 0nilai%20dalam%20pembelajaran%20IPS.pdf(online) diakses pada 29
Januari 2014
haryonoadipurnomo
.2012. nilai-nilai dalam pendidikan
karakter bangsa.
(http://haryonoadipurnomo.wordpress.com/2012/01/11/nilai-nilai- dalam pendidikan-karakter-bangsa/) diakses pada 29 Januari 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar