Minggu, 31 Agustus 2014

PEMBELAJARAN NILAI DALAM PENDIDIKAN IPS



PEMBELAJARAN NILAI DALAM PENDIDIKAN IPS
Untuk memenuhi mata kuliah pendidikan IPS yang dibina oleh Bapak I Nyoman Ruja



Oleh  :
              Danny Setiabudi         120721435387
              Eka Novi Indriani        120721435452
              Mila Lishowabi            120721435413



UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS ILMU SOSIAL
JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI
FEBRUARI 2014



BAB I
PENDAHULUAN
  1.1            Latar belakang
Pendidikan merupakan upaya untuk mengembangkan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Tujuan dari kemampuan kognitif adalah tumbuh dan berkembangnya kecerdasan dan kemampuan intelektual akademik, tujuan dari kemampuan afektif bertujuan pada terbentuknya karakter kepribadian, dan tujuan dari kemampuan psikomotorik bertujuan pada keterampilan dan prilaku. Tujuan yang lain adalah  membentuk kepribadian anak supaya menjadi manusia yang baik, warga negara baik, yang banyak di pengaruhi oleh budaya masyarakat dan bangsa.  Tujuan ini dapat diperoleh melalui pedidikan nilai dan diberikan pada pembelajaran IPS. Hakikat dari Pendidikan nilai dalam pembelajaran IPS dalam konteks pendidikan di Indonesia adalah pendidikan nilai-nilai luhur yang bersumber dari budaya bangsa Indonesia,yang bertujuan untuk membina kepribadian peserta didik.
Banyak pihak menuntut peningkatan intensitas dan kualitas pelaksanaan Pendidikan nilai pada pendidikan formal,tuntutan ini berdasar pada persoalan sosial yang berkembang,yakni meningkatnya kenakalan remaja dalam masyarakat,seperti perkelahian masal dan berbagai kasus – kasus lainnya. Oleh karena itu, lembaga pendidikan formal diharapkan dapat meningkatkan peranannya dalam pembentukan kepribadian siswa melalui peningkatan intensitas dan kualitas pendidikan nilai dalam pembelajaran IPS. Para pakar pendidikan pada umumnya sependapat tentang pentingnya upaya peningkatan pendidikan nilai dalam pembelajaran IPS pada jalur pendidikan formal.





  1.2            Rumusan Masalah
Dari latar belakang tersebut, diambil rumusan masalah sebagai berikut:
1)      Bagaimanakah pembelajaran pendidikan  IPS ?
2)      Bagaimanakah pengertian dari pendidikan nilai?
3)      Apa sajakah Pendekatan dan Tujuan Pendidikan Nilai dalam Pembelajaran IPS?

1.3       Tujuan
Dari rumusan masalah tersebut, dapat diambil tujuan sebagai berikut:
1)      Mengetahui pengertian dari pembelajaran pendidikan IPS.
2)      Mengetahui pendidikan nilai.
3)      Mengetahui Pendekatan dan Tujuan Pendidikan Nilai dalam Pembelajaran IPS.



















BAB II
PEMBAHASAN


  2.1             Pembelajaran Pendidikan IPS
Pendidikan IPS (social studies) menurut mayhood (1991:10) yaitu “ The social studies are comprissed of those aspects of history, geography, and pilosophy” dan National Council for the Social Studies (NCCS) memberi definisi yang lebih tegas yaitu bahwa IPS sebagai “ the study of political, economic, culturals, and environment aspects of societies in the past, present and future”. Noman Somantri memberikan penjelasan Pendidikan IPS merupakan synthetic disipline yaitu bahwa Pendidikan IPS bukan sekedar mensistemkan konsep – konsep yang relevan antara ilmu pendidikan dan ilmu sosial, tetapi juga mengkorelasikan dengan kemasyarakatan, kebangsaaan, dan kenegaraaan. Kesimpulannya bahwa Pendidikan IPS memuat tiga sub tujuan, yaitu :
1)      Sebagai pendidikan kewarganegaraan
2)      Sebagai ilmu yang konsep dan generalisasinya dalam disiplin ilmu – ilmu sosial
3)      Sebagai ilmu yang menyerap bahan pendidikan dari kehidupan nyata dalam masyarakat kemudian dikaji secara reflektif.
Berdasarkan konsep IPS dapat jelaskan bahwa ruang lingkup mata pelajaran IPS meliputi tema – tema :
1)      Manusia, tempat dan lingkungan
2)      Waktu, keberlanjutan dan perubahan
3)      Sistem sosial dan budaya
4)      Perilaku, ekonomi dan kesejahteraan
            Tujuan pendidikan IPS secara umum adalah menjadikan peserta didik sebagai warga negara yang baik, dengan berbagai karakter yang berdimensi spiritual, personal, sosial, dan intelektual (Soedarno Wiryohandoyo,1997). Pendidikan IPS menurut NCCS mempunyai tujuan informasi dan pegetahuan (knowledge and information), nilai dan tingkah laku (attitude and values), dan tujuan keterampilan (skill). Menurut Awan Mutakin (1998) tujuan dariilmu pengetahuan sosial adalah mengembangkan siswa agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala permasalahan yang terjadi, dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari – hari baik pada diri sendiri atau masyarakat.
  1.2            Pendidikan Nilai
Nilai menurut Mulyana adalah rujukan dan keyakinan dalam menentukan pilihan,nilai merupakan sesuatu yang diinginkan sehingga melahirkan tindakan pada diri seseorang (2004:11). Menurut Frankel nilai adalah standar tingkah laku, keindahan, keadilan, kebenaran, dan efesiensi yang mengikat manusia dan sepatutnya untuk dijalankan dan dipertahankan (Kartawisastra, 1980: 1). Ditegaskan oleh amborise dalam mulyana (2004:27), yaitu klasifikasi nilai dibagi menjadi dua yaitu nilai instrumntal dan nilai terminal. Nilai instrimental disebut dengan nilai antara, dan nilai terminal adalah sebagai nilai akhir. Contohnya manusia yang memiliki nilai instrumental hidup bersih, dia memiliki nilai akhir secara konsisten yaitu nilai keindahan dan kesehatan.
                        Selain dua klasifikasi nilai tersebut, nilai yang sering dijadikan rujukan dalam kehidupan  ada enam nilai yang terdapat dalam teori spranger dalam mulyana (2004:32 – 35) yakni nilai teoritik, nilai ekonomis, nilai estetik, nilai sosial, nilai politik, dan nilai agama. Nilai teoritik melibatkan pertimbangan logis dan rasional dalam memikirkan dan membuktikan sesuatu. Nilai ekonomis terkait dengan perimbangan nilai yang berkadar untung dan rugi, yang mengutamakan kegunaan sesuatu bagi manusia. Nilai estetik yang disebut juga dengan nilai keindahan yang sangat bergantung pada subjektif seseorang. Nilai sosial berakumulasi pada nilai tertinggi yaitu kasih sayang antar manusia. Nilai politik yaitu kadar nilai bergerak dari pengaruh yang rendah menuju ke tinggi atau sering disebut sebagai nilai kekuasaan. Nilai agama merupakan nilai yang bersumber dari kebenaran yang paling tinggi yang kebenaran tersebut datang dari Tuhan.
                        Nilai merupakan pondasi penting dalam menentukan karakter suatu masyarakat dan bangsa. Nilai tidak tumbuh dengan sendirinya tapi melalui proses penyebaran dan penyadaran yang salah satunya melalui pendidikan di sekolah.
Pendidikan nilai menurut mulyana (2004:119) merupakan pengajaran atau bimbingan terhadap peserta didik agar peserta didik menyadari kebenaran, kebaikan, dan keindahan melalui proses pertimbangan nilai yang tepat dan tindakan yang konsisten. Pendidikan nilai dimagsudkan untuk membantu peserta didik agar memahami, menyadari, dan mengalami nilai – nilai serta mampu menempatkan secara integral dalam kehidupan. Secara khusus menurut APEID (Asia and the Programme of Educational Innovation for Developement) bahwa pendidikan nilai bertujuan untuk :
1)      Menerapkan pembentukan nilai kepada anak
2)      Menghasilkan sikap yang mencerminkan nilai – nilai yang diinginkan
3)      Membimbing perilaku yang konsisten dengan nilai – nilai tersebut.

2.3         Pendekatan dan Tujuan Pendidikan Nilai
dalam Pembelajaran IPS
Dalam pendidikan nilai yang diberikan pada pembelajaran pendidikan IPS, dibutuhkan beberapa pendekatan. Banks Martorella dalam Djahiri (1992) mengemukakan delapan pendekatan dalam pendidikan nilai atau budi pekerti,yaitu:
a)      Evocation, yaitu pendekatan agar peserta didik diberi kesempatan dan keleluasaan untuk secara bebas mengekspresikan respon afektiffiya terhadap stimulus yang diterimanya
b)      Inculcation, yaitu pendekatan agar peserta didik menerima stimulus yang diarahkan menuju kondisi siap
c)      Moral Reasoning, yaitu pendekatan agar terjadi transaksi intelektual taksonornik tinggi dalam mencari pemecahan suatu masalah
d)     Value Clarjflcation, yaitu pendekatan melalui stimulus terarah agar siswa diajak mencari kejelasan isi pesan keharusan nilai moral
e)      Value Analysis, yaitu pendekatan agar siswa dirangsang untuk melakukan analisis nilai moral;
f)       Moral Awareness, yaitu pendekatan agar siswa menerima stimulus dan dibangkitkan kesadarannya akan nilai tertentu;
g)      Commitment Approach, yaitu pendekatan agar siswa sejak awal diajak menyepakati adanya suatu pola pikir dalam proses pendidikan nilai
h)      Union Approach, yaitu pendekatan agar peserta didik diarahkan untuk melaksanakan secara rill dalam suatu kehidupan.
Menurut Hersh,et.al.(1980), di antara berbagai teori yang berkembang, ada enam teori yang banyak digunakan, yaitu: pendekatan pengembangan rasional, pendekatan pertimbangan, pendekatan klarifikasi nilai, pendekatan pengembangan moral kognitif, dan pendekatan perilaku sosial. Berbeda dengan klasifikasi tersebut, Elias (1989) mengklasifikasikan berbagai teori yang berkembang menjadi tiga, yakni: pendekatan kognitif, pendekatan afektif, dan pendekatan perilaku
Dengan pendekatan-pendekatan tersebut, dapat diaplikasikan dalam pendidikan nilai pada pembelajaran PIPS. Tujuan akhirnya adalah agar peserta didik memiliki konsistensi antara perbuatannya dengan pertimbangan nilainya, sehingga prilaku sosialnya dapat dipertanggungjawabkan, konsisten dengan sistem nilai yang berada di tengah masyarakat. “Acting In very consistent with values willingness to acceptable consequences of action choosen” Pendidikan nilai adalah pendidikan sikap, sikap dalam arti kecenderungan kuat untuk berbuat berprilaku, bertindak sebagai hasil pengambilan keputusan yang dibentuk oleh kekuatan-kekuatan sistem nilai yang mempribadi pada setiap individu dan masyarakat.. Keunikan dan kecenderungan bersikap tersebut adalah lebih bersifat abstrak, hanya dapat dikenali dari sejumlah indikatornya misalnya tujuan yang dimilikinya dan dinyatakan, aspirasi yang diwjudkan dalam prilaku atau harapan yang ditampilkan, perasaan yang diekspresikan.
Dengan demikian bahwa tujuan dari pendidikan nilai dalam pembelajaran IPS adalah untuk mengembangkan potensi siswa agar :
1)      Memiliki kesadaran dan kepedulian terhadap masyarakat atau lingkungan, melalui pemahaman terhadap nilai – nilai sejarah dan kebudayaan masyarakat.
2)      Mengetahui dan memahami konsep dasar dan mampu menggunakan metode yang diadaptasi dari ilmu sosial yang kemudian digunakan untuk memecahkan masalah sosial.
3)      Mampu mengunakan model dan proses berfikir serta membuat keputusan untuk menyelesaikan isu dan masalah yang berkembang di masayarakat.
4)      Perhatian terhadap isu dan masalah sosial, serta mampu membuat analisis yang kritis dan mampu mengambil tindakan yang tepat.
5)      Mampu mengembangkan berbagai potensi sehingga mampu membangun diri sendiri agar bertanggung jawab membangun masyarakat.







BAB III
KESIMPULAN

Menurut Frankel nilai adalah standar tingkah laku, keindahan, keadilan, kebenaran, dan efesiensi yang mengikat manusia dan sepatutnya untuk dijalankan dan dipertahankan. Selain dua klasifikasi nilai tersebut, nilai yang sering dijadikan rujukan dalam kehidupan  ada enam nilai yang terdapat dalam teori spranger dalam mulyana (2004:32 – 35) yakni nilai teoritik, nilai ekonomis, nilai estetik, nilai sosial, nilai politik, dan nilai agama.
Pendidikan nilai dapat diberikan dalam pembelajaran Pendidikan IPS, karena pendidikan IPS memuat tiga sub tujuan, yaitu Sebagai pendidikan kewarganegaraan,Sebagai ilmu yang konsep dan generalisasinya dalam disiplin ilmu – ilmu sosial,Sebagai ilmu yang menyerap bahan pendidikan dari kehidupan nyata dalam masyarakat kemudian dikaji secara reflektif.













Daftar Pustaka

Linda Irawan.2012. pendekatan-klarifikasi-dalam-pendidikan (online).
        (http://lindairawan05.blogspot.com/2012/05/.html) diakses tanggal
         29  Januari 2014
Hendraprijatna.2012 .Pembelajaran dalam pendidikan IPS.
         2014
haryonoadipurnomo .2012. nilai-nilai dalam pendidikan karakter bangsa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar